Waddedaily.com | Cilegon,– Tahun 2045 ditetapkan pemerintah sebagai tonggak menuju Indonesia Emas. Momentum ini bertepatan dengan puncak bonus demografi, ketika penduduk usia produktif mendominasi. Namun, potensi besar ini bisa menjadi bencana jika tak diiringi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Tokoh muda Cilegon, Ahmad Aflahul Aziz, mengingatkan pentingnya pembinaan dan pendampingan bagi generasi muda agar bonus demografi tidak berubah menjadi beban sosial dan ekonomi.
“Perlu ada mentoring agar bonus demografi tidak jadi bencana bagi daerah,” ujar politikus muda Partai Gerindra itu, Minggu (19/10/2027).
Menurutnya, kunci menghadapi era ini adalah memastikan pemuda memiliki life skill dan pengalaman kerja yang relevan dengan kebutuhan industri. “Saya berharap ada wadah yang mendorong peningkatan life skill dan keahlian bagi pemuda, terutama di Cilegon,” katanya.
Aziz menilai, daerah industri seperti Cilegon punya peluang besar menyerap tenaga kerja muda lokal jika disertai pelatihan sesuai kebutuhan pasar. “Kalau dibekali kemampuan tepat, pemuda bukan hanya pencari kerja, tapi juga pencipta lapangan kerja,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna sebagai motor penggerak sosial dan ekonomi di tingkat masyarakat. “Karang Taruna punya potensi besar untuk menggerakkan semangat gotong royong,” ujarnya.
Aziz mendorong pemerintah, dunia usaha, dan organisasi pemuda membangun sinergi berkelanjutan agar pemberdayaan tidak berhenti di tataran seremonial. “Pemuda harus dilihat sebagai mitra strategis pembangunan, bukan beban,” katanya.
Ia menegaskan, keberhasilan Indonesia Emas 2045 sangat ditentukan oleh kesiapan generasi muda menghadapi perubahan sosial dan ekonomi.b“Kalau pemuda hari ini kuat, masa depan bangsa juga kuat,” tutupnya.