Waddedaily.com | KH. Syaiful Karim, seorang ulama dan akademisi, lahir di Kabupaten Garut pada 7 Maret 1967. Beliau adalah putra dari pasangan Mohammad Komar dan Ipik Sadiah, yang membesarkan Syaiful dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan dan semangat belajar. Sejak kecil, Syaiful Karim menunjukkan minat yang besar terhadap pendidikan, terutama dalam ilmu pengetahuan dan agama.
Pendidikan formalnya dimulai di Garut, hingga akhirnya beliau melanjutkan studi di bidang Fisika dan Pendidikan Fisika di perguruan tinggi, yang membawanya meraih gelar akademis hingga menjadi dosen di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di sana, beliau mengajar mata kuliah Fisika dan Pendidikan Fisika, sambil juga berperan sebagai peneliti yang fokus pada Fisika Material Elektronik. Kiprahnya sebagai akademisi tidak hanya berhenti di bidang pengajaran, tetapi juga dalam dunia penelitian, di mana ia memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1991, Syaiful Karim memulai lembaran baru dalam kehidupannya dengan menikahi Tatia Aryati Djuwitna. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga anak: Ainindiya Dinanti Putri, Mohammad Fahad Fauzan, dan Ainun Najma Putri. Sebagai kepala keluarga, beliau selalu menekankan pentingnya pendidikan dan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, kecintaannya pada dunia akademik tidak menghalangi KH. Syaiful Karim untuk terjun ke dunia keagamaan. Beliau mendirikan dan membina Pondok Pesantren Misykatul Anwar di Cibabat, Kota Cimahi. Pesantren ini menjadi tempat bagi beliau untuk mendidik dan membina generasi muda dalam pengembangan nilai-nilai keislaman dan moral. Di pesantren ini pula, beliau memadukan antara pendidikan agama dan pengetahuan umum, mencetak generasi yang cerdas secara intelektual dan kuat dalam spiritualitas.
Selain perannya sebagai pembina pesantren, KH. Syaiful Karim juga dikenal sebagai motivator dan konsultan spiritual. Beliau sering diminta untuk memberikan ceramah, bimbingan, dan konsultasi dalam bidang pengembangan diri dan spiritualitas. Kharismanya sebagai ulama dan keilmuannya sebagai akademisi menjadikan Syaiful Karim sebagai sosok yang dihormati, baik di kalangan intelektual maupun masyarakat luas.
Pengabdian KH. Syaiful Karim dalam bidang pendidikan dan keagamaan tidak hanya membentuk para pelajar dan santri, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk terus belajar, berkembang, dan mendekatkan diri kepada Allah. Perjalanan hidupnya yang penuh dengan dedikasi ini menjadikan beliau sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh, baik dalam ranah pendidikan maupun spiritual di Indonesia.
Tidak sedikit ceramah KH. Syaiful Karim yang menuai penolakan dari sejumlah ulama lainnya, terutama karena pendekatannya yang unik dalam menyampaikan ajaran agama. Beliau dikenal dengan konsep tasawuf modern, sebuah pendekatan yang memadukan spiritualitas tradisional dengan pemahaman kontemporer. Tasawuf modern ala KH. Syaiful Karim mencoba menjawab tantangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai inti Islam, tetapi disampaikan dengan bahasa yang relevan dan mudah diterima oleh generasi sekarang.
Pendekatan ini sering dianggap kontroversial oleh sebagian kalangan yang lebih konservatif, karena KH. Syaiful Karim tidak hanya membahas aspek-aspek spiritual secara mendalam, tetapi juga mencoba mengintegrasikannya dengan ilmu pengetahuan modern, terutama dalam konteks kehidupan sehari-hari. Ceramahnya tidak hanya fokus pada pemahaman klasik tasawuf, tetapi juga mengajak umat untuk memaknai spiritualitas sebagai jalan menuju keseimbangan hidup di tengah dunia yang semakin dinamis dan kompleks.
Meskipun mendapat kritik, banyak yang menghargai pendekatannya sebagai bentuk inovasi dalam menyebarkan ajaran Islam yang lebih inklusif dan relevan di era modern. KH. Syaiful Karim berpegang teguh pada keyakinannya bahwa agama harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa mengorbankan esensinya, dan tasawuf modern adalah salah satu jawabannya.
Oleh : Wadde wb