Waddedaily.com | Serang,- Penulis Ahmad Wayang merampungkan buku terbarunya bertajuk ‘Makanan Tradisional dari Tanah Sultan Banten’, yang merekam ragam kuliner khas Kabupaten Serang beserta sejarah dan filosofinya.
Buku ini terbit pada Agustus 2025 dan dicetak terbatas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serang sebanyak 97 eksemplar.
Wayang mengungkapkan, proses penulisan buku ini bermula dari dirinya dihubungi oleh pihak dinas yang memintanya menggarap naskah tersebut.
“Buku ini pesanan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serang,” ujar Wayang kepada wartawan, Senin, (24/11/2025).
Dikatakan Wayang, buku setebal puluhan halaman itu memuat sekitar 19 jenis makanan tradisional, seperti jejorong, rabeg, ketimus, bontot, hingga hidangan-hidangan khas lain yang masih lekat dalam tradisi masyarakat Kabupaten Serang.
Tidak hanya memotret bentuk kulinernya, Wayang juga menggali sejarah dan filosofi di balik setiap makanan.
“Misalnya Rabeg dan Sate Bandeng, itu konon sudah ada sejak masa Kesultanan Banten. Saya memperkuat data itu melalui wawancara langsung dengan sejarawan Banten, Abah Yadi,” jelasnya.
Selain wawancara, kata pria yang memiliki nama asli Sobirin, proses pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi UMKM yang memproduksi makanan tradisional tersebut.
Wayang mengatakan, sebagian kuliner tradisional Banten masih mudah ditemui hingga hari ini. Namun beberapa makanan hanya muncul pada momentum tertentu.
“Kolek Radio hanya ada di bulan Ramadan. Ketan bintul juga begitu, lebih sering muncul saat Ramadan,” tuturnya.
Wayang bilang, ada pula makanan yang semakin jarang dijumpai, seperti ratuban dan sekul atau nasi syaikh yang biasanya hadir hanya dalam acara selametan.
Kondisi ini, menurutnya, menjadi salah satu alasan pentingnya dokumentasi kuliner lokal agar tidak hilang ditelan waktu.
Wayang menuturkan, penulisan buku dilakukan selama dua bulan, sejak Agustus hingga September 2025.
Wayang mengaku, meski ia asli Kabupaten Serang, banyak sejarah kuliner lokal yang baru diketahuinya selama penelitian.
“Saya baru hari ini memahami lebih dalam tentang sejarah makanan tradisional di Kabupaten Serang,” katanya.
Melalui buku ini, kata Wayang, dirinya berharap agar masyarakat lebih mengenal kekayaan kuliner daerah serta menjaga tradisi yang diwariskan sejak masa Kesultanan Banten.
“Alhamdulillah semoga buku ini menjadi rujukan baru mengenai khazanah kuliner khas Banten,” pungkasnya.







