Waddedaily.com | Serang– Menjadi politisi tak cukup hanya pandai bicara, tapi juga harus kuat telinga. Begitu prinsip yang dipegang teguh oleh Ahmad Muhibbin, Ketua Fraksi Gerindra yang juga anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Serang.
Dalam Podcast eksklusif bersama Election and Democracy Studies (EDS) dalam program Podcast OPD (Obrolan Pembangunan Daerah), Muhibbin menekankan bahwa seorang politisi wajib mampu mendengar suara rakyat secara langsung, bukan sekadar dari laporan tertulis atau media sosial.
“Yang penting politisi itu harus kuat mendengar,” ujarnya singkat, di Studio Podcast EDS, Kamis (17/7/2025).
Menurutnya prinsip ini bukan sekadar jargon. Muhibbin menjadikannya sebagai filosofi hidup politiknya yang ia sebut dengan istilah “Sambang-Sambung”.
Dalam praktiknya, ia kerap mendatangi berbagai komunitas warga di daerah pemilihannya, mulai dari petani, nelayan, hingga pekerja informal, terutama di wilayah Serang Utara.
“Jadi Sambang Sambung itu, Saya menyambangi satu desa, kemudian dari desa tersebut nyambung ke beberapa desa. Dari sanalah kita bisa menghimpun harapan masyarakat,” ungkapnya.
Muhibbin menilai pendekatan langsung dengan masyarakat tanpa sekat dan formalitas adalah kunci komunikasi politik yang sehat. Ia mengaku, selama ini tidak pernah menemui hambatan berarti saat berbaur dengan warga.
“Alhamdulillah tidak ada hambatan. Saya memposisikan diri sebagai bagian dari mereka. Masyarakat pedesaan itu kan punya basis komunitas yang khas,” ujarnya.
Bagi Muhibbin, proses “Sambang-Sambung” berlanjut menjadi “Saling Sumbang”, yakni sumbangan informasi dan aspirasi yang menjadi amunisi politiknya dalam memperjuangkan kebijakan.
“Informasi dari masyarakat itu saya maknai sebagai sumbangan untuk saya. Kemudian, saya aktualisasikan dalam bentuk program dan kebijakan yang berdampak langsung untuk mereka. Di situlah letak kebanggaan saya sebagai wakil rakyat,” tegasnya.
Muhibbin meyakini, keberhasilan wakil rakyat bukan hanya diukur dari seberapa banyak ia bicara di ruang sidang, tapi dari seberapa dalam ia menyelami denyut nadi masyarakat.
“Tugas kita ini kan mengimplementasikan harapan masyarakat. Dan itu tidak mungkin tercapai jika kita tidak mendapatkan informasi yang detail dan utuh dari mereka,” pungkasnya. (*)