Waddedaily.com | Serang – Kabupaten Serang semakin serius membangun ketangguhan masyarakat terhadap ancaman bencana. Melalui Dinas Sosial, pemerintah daerah melaksanakan Koordinasi dan Sosialisasi Kampung Siaga Bencana (KSB) tahun 2025, menyasar kecamatan rawan bencana di wilayahnya.
Program KSB bukan sekadar kegiatan seremonial. Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 128 Tahun 2011, KSB merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dirancang untuk menjadi pusat pencegahan, kesiapsiagaan, hingga penanggulangan bencana. Konsepnya, masyarakat sendiri menjadi garda terdepan, memanfaatkan sumber daya alam dan manusia setempat.
Menurut regulasi tersebut, KSB memiliki sejumlah tujuan utama, di antaranya, menumbuhkan kesadaran akan bahaya dan risiko bencana, membentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat dan memperkuat interaksi social, mengorganisasikan masyarakat terlatih siaga bencana, menjamin terlaksananya kesiapsiagaan secara berkelanjutan, mengoptimalkan potensi lokal untuk penanggulangan bencana.
Empat Kecamatan Jadi Wilayah KSB Kabupaten Serang
Di Kabupaten Serang, pembentukan KSB telah diatur melalui Keputusan Bupati Serang Nomor 460/Kep.782-Huk.Dinsos/2024, yang menetapkan empat kecamatan sebagai lokasi KSB diantaranya yakni Anyar, Cinangka, Kopo, dan Kragilan.
Keempat wilayah ini dinilai memiliki tingkat kerawanan bencana yang memerlukan penanganan khusus, mulai dari potensi banjir, longsor, hingga bencana akibat faktor cuaca ekstrem.
Tahun ini, perhatian pemerintah difokuskan pada penguatan kapasitas di Kecamatan Cinangka dan Kecamatan Kopo. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi digelar di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Serang pada 18–19 Juni 2025, menghadirkan narasumber dari Dinas Sosial Provinsi Banten.

Materi Langsung dari Ahli Kebencanaan
Peserta kegiatan yang terdiri dari tim KSB tingkat kecamatan dan perwakilan masyarakat mendapat pembekalan intensif mengenai berbagai aspek kebencanaan. Materi meliputi strategi mitigasi, pengurangan risiko, sistem peringatan dini, hingga teknik mengorganisasikan relawan dan sumber daya di lapangan.
“Kami ingin setiap desa memiliki kelompok siaga yang benar-benar siap menghadapi bencana, bukan hanya tahu teorinya tetapi juga terampil saat kejadian darurat,” ujar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Serang Subur Prianto.
Menurut Subur, selain paparan materi, kegiatan ini juga menjadi forum koordinasi antartim KSB, membuka ruang diskusi untuk berbagi pengalaman dan tantangan di wilayah masing-masing.
“Jadi bukan cuma dapat materi, tapi kami juga saling tukar cerita dan pengalaman. Dari situ kita bisa tahu tantangan di wilayah lain dan belajar cara mengatasinya,” ujar Subur.
Menuju Masyarakat Tangguh Bencana
Melalui program ini, Pemkab Serang berharap terbentuk jejaring siaga bencana yang kuat dan responsif, sekaligus mempererat ikatan sosial antarwarga. Kesiapsiagaan tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan menjadi budaya kolektif di tengah masyarakat.
Dengan langkah ini, Kabupaten Serang menegaskan komitmennya untuk membangun masyarakat tangguh bencana yang tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga cepat pulih pascabencana. (Adv)