Waddedaily.com | Serang – Dalam upaya memberikan perlindungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan kepada kelompok rentan, Pemerintah Kabupaten Serang melalui Dinas Sosial (Dinsos) kembali menggencarkan program bantuan sosial yang menyasar langsung penyandang disabilitas dan lansia terlantar. Kali ini, bantuan disalurkan melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) di empat kecamatan secara terintegrasi dan berbasis kebutuhan individu.
Menggandeng Sentra Galih Pakuan milik Kementerian Sosial Republik Indonesia, kegiatan yang digelar pada awal Agustus 2025 ini menyasar 75 penerima manfaat, yang terdiri dari 41 penyandang disabilitas dan 34 lansia terlantar, tersebar di Kecamatan Carenang, Ciruas, Kibin, dan Cikande.
Tingginya Angka Kerentanan Sosial di Kabupaten Serang
Berdasarkan Buku Pemutakhiran Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) tahun 2024, terdapat 3.242 jiwa penyandang disabilitas dan 27.589 jiwa lansia terlantar di wilayah Kabupaten Serang. Data ini menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk terus menyusun strategi intervensi sosial yang menyeluruh dan berkelanjutan.
“Data tersebut bukan hanya angka. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang harus kita perhatikan, lindungi, dan berdayakan,” tegas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Serang, Subur Prianto, saat ditemui usai kegiatan penyaluran.

Bantuan yang Disesuaikan dengan Kebutuhan Nyata
Dalam kegiatan ini, bantuan disalurkan secara personal dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penerima manfaat. Jenis bantuan mencakup:
- Sembako nutrisi: Susu Dancow untuk disabilitas (41 paket), dan susu Anlene untuk lansia (34 paket)
- Perlengkapan kebersihan diri: 75 paket lengkap
- Popok dewasa: Ukuran L (2 bungkus) dan XL (1 bungkus)
- Alat bantu dengar: 20 unit
- Kursi roda: 2 unit untuk cerebral palsy, 20 kursi roda standar, 1 kursi roda anak, dan 1 commode chair
- Tongkat bantu mobilitas: Tongkat jalan (4 unit), tongkat kaki tiga (7 unit), tongkat netra (2 unit), dan tongkat kruk/ketiak (3 unit)
Menurut Subur Prianto, bantuan tersebut tidak hanya dimaknai sebagai bentuk kedermawanan pemerintah, namun juga sebagai wujud nyata pemenuhan hak sosial warga negara.
“Ini merupakan tanggung jawab. Kami ingin para penerima manfaat tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga mendapatkan kualitas hidup yang layak. Pemberian kursi roda atau alat bantu dengar misalnya, mudah-mudahan bisa membantu aktivitas harian mereka,” ungkap Subur.
Distribusi Merata di Empat Kecamatan Prioritas
Penyaluran bantuan ATENSI kali ini difokuskan pada empat kecamatan dengan jumlah penerima sebagai berikut:
- Kecamatan Carenang: 20 penyandang disabilitas dan 17 lansia
- Kecamatan Ciruas: 12 penyandang disabilitas dan 3 lansia
- Kecamatan Kibin: 2 penyandang disabilitas dan 3 lansia
- Kecamatan Cikande: 7 penyandang disabilitas dan 11 lansia
Setiap penerima telah melalui proses asesmen individual untuk memastikan bantuan yang diterima tepat sasaran dan relevan dengan kondisi mereka.

Sinergi Lintas Sektor untuk Keadilan Sosial
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Dinas Sosial Kabupaten Serang dalam mengimplementasikan pendekatan multi-stakeholder, dengan melibatkan pemerintah pusat, daerah, serta lembaga pelayanan sosial. Kolaborasi ini juga sekaligus menjadi contoh praktik baik dalam pelaksanaan program ATENSI yang digagas oleh Kementerian Sosial.
Program ATENSI sendiri menekankan pentingnya pendekatan individual, dukungan psikososial, dan pemberdayaan sosial sebagai kunci dalam meningkatkan taraf hidup kelompok rentan.
“Kami ingin keluar dari pola bantuan yang bersifat seremonial dan sesaat. ATENSI adalah pendekatan yang holistik dan manusiawi. Tujuannya adalah keberdayaan, bukan ketergantungan,” jelas Subur.
Ke depan, Dinas Sosial Kabupaten Serang berkomitmen untuk memperluas cakupan program ini ke lebih banyak kecamatan dan meningkatkan kualitas bantuan yang diberikan. Selain intervensi fisik, Dinsos juga tengah menyusun program intervensi berbasis komunitas, pelatihan kemandirian, serta peningkatan akses layanan kesehatan dan sosial secara berkelanjutan.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari dunia usaha, akademisi, hingga komunitas lokal, untuk terlibat aktif. Tidak boleh ada warga Serang yang merasa tertinggal atau diabaikan,” tutup Subur Prianto. (Adv)