Waddedaily.com | Serang – Budaya literasi di Kabupaten Serang kian mendapatkan ruang untuk tumbuh melalui sinergi strategis antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kabupaten Serang, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), serta Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas).
Kolaborasi ini diwujudkan dalam program Penguatan Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi yang digelar di UPA Perpustakaan Untirta, Sindangsari, pada Jumat (29/8/2025).
Kegiatan ini menghadirkan para pengelola perpustakaan mulai dari perguruan tinggi, sekolah/madrasah, pegiat literasi, hingga pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di wilayah Kabupaten Serang.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula sejumlah tokoh penting, antara lain Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI Dr. Upriyadi, SS., M.Hum., serta Kepala DPKD Kabupaten Serang, Aber Nurhadi, M.Pd.
Rektor Untirta Prof. Fatah Sulaiman menegaskan komitmen perguruan tinggi dalam memperkuat budaya literasi di Banten. Selain menginisiasi Desa Literasi di Taman Barang, Untirta kini tengah mengembangkan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) agar fasilitas akademik dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
“Semangat membaca bukan hanya perintah negara, tapi juga perintah agama. Untirta punya visi yang sama dengan Perpusnas maupun Perpusda Serang untuk memperluas akses pengetahuan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala DPKD Kabupaten Serang, Aber Nurhadi, menilai bahwa kerja sama lintas lembaga ini merupakan momentum penting untuk memperkuat ekosistem literasi di daerah. Ia menyebut tren minat baca masyarakat Serang menunjukkan perkembangan menggembirakan, bahkan mencatat peningkatan signifikan pada 2024.
“Perpustakaan di Serang harus jadi tempat rekreatif sekaligus edukatif. Dengan dukungan Untirta dan Perpusnas, kami yakin bisa lebih berkembang,” ujarnya.
Dari perspektif nasional, Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI, Dr. Upriyadi, menekankan perlunya redefinisi perpustakaan di era digital agar terciptanya sebuah pemahaman yang utuh terhadap keberadaan perpustakaan itu sendiri.
“Perpustakaan harus jadi pusat pengetahuan, inovasi, dan ruang kreatif. Literasi adalah kunci pembangunan manusia agar Indonesia mampu bersaing menuju 2045,” jelasnya.
Kepala UPA Perpustakaan Untirta, Dr. Firman Hadiansyah, S.Pd., M.Hum., turut menekankan arti penting jejaring kelembagaan dalam membangun ekosistem literasi yang berdaya guna.
“Penguatan hubungan antara perpustakaan sekolah, perguruan tinggi, maupun desa tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan komunikasi terbuka dan partisipasi aktif agar perpustakaan benar-benar jadi pusat pemberdayaan masyarakat,” tegasnya.
Melalui langkah kolaboratif ini, seluruh pihak sepakat memperkuat kapasitas pustakawan melalui pelatihan berkelanjutan, menghadirkan fasilitas yang lebih ramah pengguna, hingga melestarikan naskah kuno sebagai warisan pengetahuan.
Dengan demikian, perpustakaan sekolah maupun madrasah di Kabupaten Serang diharapkan tidak lagi dipandang sekadar ruang hening, melainkan menjelma menjadi pusat aktivitas yang dinamis, kreatif, serta bermanfaat bagi tumbuh kembang generasi muda. (Adv)