Waddedaily.com | Serang, Banten – Tren wisata kuliner di Provinsi Banten menunjukkan peningkatan signifikan pada awal tahun 2025. Sejumlah makanan tradisional khas Banten mulai menjadi perhatian para pelancong kuliner, terutama setelah banyak pelaku UMKM mengemas ulang menu klasik dalam bentuk modern dan mudah dipasarkan.
Dinas Pariwisata Banten melaporkan adanya kenaikan kunjungan wisata kuliner hingga 20% sejak Januari 2025. Faktor utama peningkatan ini adalah popularitas kuliner tradisional yang viral di media sosial, terutama sate bandeng, rabeg, angeun lada, dan ketan bintul.
1. Sate Bandeng
Sate bandeng menjadi ikon kuliner Banten. Proses pembuatannya unik: daging ikan dikeluarkan dari kulitnya, dihaluskan, diberi bumbu khas, lalu dimasukkan kembali dan dipanggang. Teksturnya lembut tanpa tulang sehingga cocok untuk segala usia.
2. Rabeg
Rabeg merupakan olahan daging kambing yang diyakini berasal dari pengaruh budaya Arab pada masa Kesultanan Banten. Rasanya mirip semur pedas dengan aroma rempah yang kuat.
3. Angeun Lada
Sup pedas tradisional khas Rangkasbitung ini menjadi menu wajib dalam acara adat masyarakat Banten. Ciri khasnya adalah kuah merah pedas dengan daging sapi atau jeroan sebagai bahan utama.
4. Pecak Bandeng
Pecak bandeng disajikan dengan sambal pecak pedas yang menyegarkan. Hidangan ini biasanya muncul di acara keluarga atau hari besar agama.
5. Ketan Bintul
Ketan bintul sudah dikenal sejak era Kesultanan Banten dan sering disajikan saat bulan Ramadan. Ketan putih disajikan dengan serundeng gurih yang menjadi ciri khasnya.
Kini, berbagai kuliner khas Banten sudah dikemas modern dan dijual melalui marketplace nasional. Hal ini membuka peluang bagi pecinta kuliner yang belum bisa menyempatkan diri untuk berkunjung secara langsung.
Jika pengembangan kuliner khas Banten terus dikelola secara profesional, kuliner di daerah ini berpotensi menjadi pusat wisata kuliner. Pemerintah daerah disebut tengah menyiapkan program promosi dan festival kuliner untuk mendukung UMKM lokal.







