Waddedaily.com | Serang, – Peringatan Hari Guru Nasional 2025 dijadikan momentum penting oleh PW Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Provinsi Banten untuk menggeser wajah pendidikan dari pola instruksional ke arah yang lebih humanis. Melalui Seminar Nasional bertema “Sosialisasi Gerakan Satuan Pendidikan Ramah Anak: Pendidikan Aman, Nyaman, dan Menggembirakan dengan Pendekatan Deep Learning”, Pergunu menegaskan bahwa pembelajaran ramah anak harus diterapkan sebagai budaya, bukan jargon tahunan.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari KPAI RI, akademisi pendidikan, serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa isu ini tidak dapat ditangani satu pihak melainkan membutuhkan kolaborasi lintas profesi dan lintas institusi.
Ketua PW Pergunu Banten, Abidin Nasyar, menyampaikan perlunya perubahan cara pandang terhadap siswa. Menurutnya, berbagai masalah seperti stres belajar, kekerasan verbal, hingga tekanan psikologis tak akan selesai jika siswa masih diperlakukan sebatas objek pendidikan.
“Kita harus memahami siswa secara komprehensif dan melihat mereka sebagai subjek. Pendidikan harus menjadi proses yang menyenangkan dan membebaskan, bukan menakutkan,” tegas Abidin.
Pendekatan deep learning atau pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan penguasaan kompetensi secara mendalam dalam dianggap penting untuk menggali karakter, potensi, dan kebutuhan individu siswa agar proses belajar tidak berhenti pada hafalan, tetapi keterampilan berpikir.
Sementara itu, Komisioner KPAI RI, dr. Aris Adi Leksono, menggarisbawahi urgensi menciptakan sistem sekolah yang sensitif terhadap risiko kekerasan, tekanan mental, maupun perlakuan diskriminatif. Menurutnya, pendidikan ramah anak menyentuh ranah yang lebih luas yaitu cara guru berkomunikasi, tata kelola kelas, hingga pola evaluasi belajar.
“Kami mengapresiasi upaya Pergunu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Banten,” jelasnya.
Lebih lanjut Adi Laksono menilai seminar ini dapat menjadi titik awal penguatan kebijakan pendidikan berbasis perlindungan anak, bukan hanya peningkatan capaian akademik. “Kami berharap seminar ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah,” jelasnya.
Melalui forum ini, PW Pergunu Banten terus berupaya memperkuat jejaring antarpendidik serta mendorong realisasi Gerakan Satuan Pendidikan Ramah Anak di seluruh wilayah Banten. Harapannya, sekolah bukan lagi ruang tekanan, tetapi ruang tumbuh bagi anak.
Dengan pendekatan kolaboratif, Pergunu optimistis Hari Guru Nasional 2025 bisa menjadi tonggak pergeseran paradigma Pendidikan dari sekadar transfer pengetahuan menuju pembentukan generasi yang berdaya, berpikir kritis, dan sehat secara mental.







