Waddedaily.com | Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang merasa dirugikan oleh maraknya isu megathrust yang tengah berkembang di berbagai platform media sosial selama beberapa waktu terakhir.
Dampak dari penyebaran informasi yang belum jelas kebenarannya ini bahkan telah dirasakan secara langsung oleh para pelaku industri pariwisata, terutama di kawasan objek wisata Pantai Anyer.
Ketua PHRI Kabupaten Serang, Yurlena Rachman, mengatakan isu tersebut kini telah menimbulkan keresahan di kalangan wisatawan yang hendak datang berkunjung ke kawasan wisata Pantai Anyer. Bahkan menurutnya, beberapa pengunjung diantaranya telah lebih dulu melakukan pembatalan dan penjadwalan ulang (reschedule) akibat isu ini.
“Saya dari PHRI sangat keberatan dengan isu itu, banyak tamu yang melakukan reschedule dan membatalkan kunjungan mereka. Ini sangat merugikan. Padahal ini cuma tanggap bencana tidak ada yang tahu kapan akan terjadi”. Ujar Yurlena, melalui sambungan telpon, Rabu (21/8).
Untuk meredam dampak yang semakin meluas, Lena menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Dinas Pariwisata setempat guna melakukan klarifikasi terkait isu megathrust tersebut. Ia berharap, adanya klarifikasi resmi dapat meyakinkan masyarakat bahwa situasi di Pantai Anyer tetap aman untuk dikunjungi.
“Hingga kini, kami terus berupaya meyakinkan para tamu dan wisatawan bahwa objek wisata Pantai Anyer aman. Saya juga telah berbicara langsung dengan BMKG dan Dinas Pariwisata untuk memastikan kondisi di lapangan aman dan tidak ada ancaman sebagaimana yang diberitakan di media sosial,” lanjutnya.
Meski begitu, Lena menyadari bahwa tantangan untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pariwisata di Anyer masih cukup besar. Banyak wisatawan yang terpengaruh oleh informasi yang tersebar tanpa verifikasi. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada isu-isu yang tidak didasarkan pada fakta ilmiah dan hanya merugikan sektor pariwisata.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang, Anas Dwi Satya, mengungkapkan bahwa isu megathrust tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, khususnya di kawasan Pantai Anyer, tetapi juga mulai mempengaruhi wilayah perkotaan. “Bukan cuma wisata pantai yang terdampak, wilayah perkotaan juga mulai merasakan dampaknya,” ujar Anas melalui sambungan telpon, Rabu (21/8).
Namun meski demikian Anas menegaskan bahwa pihaknya tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi dengan melibatkan unsur dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam melakukan pemantauan atas situasi ini.
“Insyallah kami selalu meningkatkan kewaspadaan dan melibatkan BPBD untuk mitigasi. Kami juga melakukan edukasi kepada masyarakat agar tetap tenang dan waspada, serta tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak berdasar,” tambah Anas.
Isu megathrust sendiri merupakan skenario terburuk terkait potensi gempa bumi besar yang sering kali diperdebatkan di Indonesia, terutama di kawasan pesisir. Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa gempa besar tersebut akan terjadi dalam waktu dekat, dan pemerintah terus memantau situasi dengan ketat.
PHRI berharap agar wisatawan tetap mendukung industri pariwisata dengan terus mengunjungi destinasi-destinasi wisata di Serang, termasuk Pantai Anyer, yang masih beroperasi dengan normal dan siap menyambut kedatangan wisatawan.