Waddedaily.com, Kabupaten Serang, merupakan salah satu lanskap pertanian yang subur di Nusantara, kini menjadi saksi bisu perjuangan para petani yang terdampar dalam krisis pupuk bersubsidi. Kelangkaan yang merajalela telah mendorong para petani untuk menelusuri jalan berliku, terpaksa merengkuh pupuk non subsidi yang membawa beban finansial berat.
Pencarian Pupuk Bersubsidi:
Sejak awal masa tanam beberapa waktu lalu, petani di Kabupaten Serang tepatnya di desa Kebon Ratu Kecamatan Lebakwangi ini menghadapi kisah tak terhitung dalam mencari pupuk bersubsidi. Antrian panjang di pusat distribusi pupuk menjadi pemandangan sehari-hari, menandai perjuangan para petani yang harus bersaing dengan waktu dan kebutuhan tanaman mereka.
Akibat kelangkaan ini, tidak sedikit dari mereka terpaksa memilih pupuk non subsidi dengan harga yang jauh lebih mahal. Dampaknya tidak hanya terasa pada finansial mereka, tetapi juga merembet ke kualitas tanaman dan hasil panen. Para petani sekarang dihadapkan pada pertanyaan sulit: apakah perjuangan ini layak dengan hasil yang didapat?
Dugaan Terhadap Oknum Tidak Bertanggung Jawab:
Suara-suara tak puas mengemuka, dengan banyak petani yang menduga bahwa kelangkaan pupuk bersubsidi ini tak lepas dari ulah oknum tidak bertanggung jawab. Spekulasi mengenai penyaluran pupuk ke daerah lain dengan harga lebih tinggi menjadi pembicaraan di warung-warung kopi petani. Semua itu menambah beban emosional para petani yang merasa dikhianati oleh sistem yang seharusnya melindungi mereka.
Menelusuri Akar Permasalahan:
Pertanyaan yang menggantung, apakah kelangkaan ini benar-benar akibat kekurangan pasokan atau lebih kepada adanya tangan-tangan jahil yang merugikan petani? Para petani mendesak Pemerintah Daerah setempat untuk turun tangan, menggali akar permasalahan, dan memberikan solusi konkret untuk mengatasi krisis ini.
Dalam cahaya sorotan ini, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan diharapkan tidak hanya sekedar mendengar tetapi juga bertindak. Keterlambatan aksi dapat merusak lebih banyak daripada yang dapat diperbaiki, dan para petani membutuhkan kepastian bahwa masa depan pertanian mereka tetap terjaga.
Penjelasan dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Serang:
Menyikapi hal ini Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Serang, Suhardjo pun angkat bicara. Menurut nya salah satu pemicu kelangkaan pupuk bersubsidi ini merupakan dampak dari adanya penurunan jumlah kuota yang diberikan oleh pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian.
Menurut nya untuk pupuk jenis Urea yang sebelumnya dipasok sebanyak sekitar 23 ribu ton di tahun ini turun menjadi sekitar 10 ribu ton per tahun . Begitu juga dengan pupuk jenis NPK yang sebelum nya dipasok sebanyak 11 ribu ton kini turun menjadi 6.800 ton per tahun.
“Kami memahami kekhawatiran petani terkait kelangkaan pupuk bersubsidi ini. Setelah melakukan kajian menyeluruh, kami menemukan bahwa pasokan pupuk bersubsidi mengalami penurunan drastis hingga 50 persen untuk tahun ini,” ungkap Suhardjo.
Suhardjo menegaskan bahwa pihaknya sedang berupaya maksimal untuk mengatasi permasalahan ini. Sejumlah langkah telah diambil, termasuk koordinasi erat dengan pihak terkait, peningkatan efisiensi distribusi, dan peninjauan kembali kebijakan terkait distribusi pupuk bersubsidi.
“Kami memahami urgensi pemulihan pasokan pupuk bersubsidi. Langkah-langkah konkret sudah kami ambil, termasuk meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait dan meninjau kembali kebijakan distribusi agar pasokan dapat segera pulih dan memenuhi kebutuhan petani,” tegas Suhardjo.
Harapan Pemerintah untuk para Petani kedepanya.
Dalam mengakhiri pernyataannya, Suhardjo menyampaikan harapannya bahwa langkah-langkah yang diambil dapat segera memberikan solusi kepada petani. “Kami berharap agar petani dapat bersabar sementara kami terus berupaya memastikan pasokan pupuk bersubsidi kembali stabil, sehingga pertanian di Kabupaten Serang dapat terus tumbuh dan berkembang,” pungkasnya.
Dengan pernyataan ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Serang berupaya memberikan gambaran transparan kepada publik dan petani terkait kelangkaan pupuk bersubsidi, sambil menunjukkan komitmen untuk mengatasi masalah tersebut. (Wd)