Selasa, 1 Juli 2025 | 21:04:37
Waddedaily.com
Advertisement
ADVERTISEMENT
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Daerah
    • Serang
    • Cilegon
    • Lebak
    • Pandeglang
    • Tangerang Raya
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Kuliner
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Daerah
    • Serang
    • Cilegon
    • Lebak
    • Pandeglang
    • Tangerang Raya
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Kuliner
No Result
View All Result
Waddedaily.com
No Result
View All Result

Kisah Kehidupan Seorang Janda Tua dan Cucunya yang mengidap Down Syndrome di Kendayakan, Serang Banten

Mereka hidup hanya mengandalkan bantuan tetangga yang iba

admin by admin
13 Januari 2024
in Ekonomi, Serang
Bagikan ke :

 

Waddedaily.com – Desa Kendayakan di Kabupaten Serang, Banten, menjadi saksi bisu dari perjuangan seorang janda tua berusia 65 tahun yang menghadapi kehidupan yang penuh liku-liku.

Baca Juga

Cikande Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Serang, Volume Capai 100 Kubik per Hari

Abidin Nasyar Resmi Pimpin Pergunu Banten, Siap Dongkrak Pendidikan Berkualitas

Polres Serang dan PT IKPP Hadirkan Sarana Air Bersih untuk Warga Kragilan

Dalam kondisi rumah yang nyaris roboh, Janda tua bernama Mama menjalani kehidupannya di bawah garis kemiskinan yang memperihatinkan sekaligus menyedihkan.

Di tengah kesulitan ekonomi yang di alaminya. Mama harus berjuang merawat cucu dari anak keduanya yang secara kebetulan mengidap Down Syndrome.

Hibah Tanah: Jejak Kebaikan yang Membangkitkan Harapan

Selain kesulitan ekonomi, tanah seluas 6×9 yang kini di tempati sebagai tempat tinggalnya pun diketahui merupakan hasil hibah dari tetangganya yang merasa iba. Tanpa tanah itu, mungkin Ibu Mamah dan cucunya akan menjadi pengembara di tengah kehidupan yang penuh kesulitan.

“Tetangga saya memberi saya tanah ini tanpa syarat. Mereka merasa iba melihat kondisi saya. Ini adalah anugerah terbesar dalam hidup saya,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.

Rumah yang Nyaris Roboh: beralaskan tanah menjadi Saksi Bisu Perjuangan

Rumah Ibu Mamah dengan atap yang bocor dan beralaskan tanah, menjadi lambang perjuangannya sehari-hari. Meski nyaris roboh, rumah itu tetap menjadi tempat perlindungan bagi Ibu Mamah dan cucunya yang membutuhkan perhatian ekstra.

“Saya tak punya tempat lain untuk tinggal. Rumah ini mungkin tak seberapa, tapi penuh dengan kenangan dan kasih sayang,” ucap Ibu Mama dengan mata penuh ketabahan.

Merawat Cucu dengan Down Syndrome: Kisah Hati yang Tak Kunjung Terselesaikan

Cucu Ibu Mamah berusia 4 tahun, mengidap Down Syndrome. Perawatan yang intensif dan kebutuhan khusus menjadi beban tambahan bagi Ibu Mamah. Namun, ia menerima takdirnya dengan tangan terbuka, menghadapi setiap hari dengan keberanian yang luar biasa.

“Saya tidak akan pernah meninggalkan cucu saya. Meski tak kunjung mendapatkan bantuan dari orang tua anak saya, kita bisa bertahan,” tambahnya dengan suara penuh ketegasan.

Orang Tua yang Tidak Kunjung Menafkahi: Tanggung Jawab Mamah sebagai Nenek pun Terus Berlanjut

Sementara itu, orang tua dari cucu Ibu Mamah tidak kunjung memberikan kontribusi atau nafkah bagi keluarga tersebut. Bahkan mereka jarang pulang dan terlihat tidak memperhatikan kondisi cucu mereka yang mengidap Down syndrome.

“Saya sudah mencoba meminta bantuan dari mereka, tapi sepertinya tidak ada respons. Mungkin takdir saya untuk menghadapi ini sendiri,” ucap Ibu Mamah dengan nada penuh kesedihan.

Mengandalkan Bantuan Tetangga: Solidaritas di Desa Kendayakan

Dalam kondisi ekonomi yang terbatas, Ibu Mamah hanya bisa mengandalkan bantuan dari tetangga-tetangganya yang baik hati. Mereka memberikan sumbangan makanan, pakaian, dan barang kebutuhan sehari-hari sebagai bentuk solidaritas di dalam komunitas kecil mereka.

“Tetangga-tetangga saya adalah malaikat yang datang menyelamatkan kami. Tanpa bantuan mereka, saya tidak tahu bagaimana kami bisa bertahan,” ujarnya sambil mengingat kayu bakar.

Harapan dan Keberlanjutan: Melangkah dengan Tangan Terbuka

Meski hidup di bawah garis kemiskinan dan dihadapkan pada kondisi yang sulit, Ibu Mamah tidak pernah kehilangan harapan. Setiap hari adalah tantangan baginya untuk tetap terus melangkah dengan kondisi tangan terbuka.

“Saya hanya berharap cucu saya bisa tumbuh bahagia. Mungkin tak banyak yang bisa saya berikan, tapi saya akan berjuang sekuat tenaga,” ujarnya sambil tersenyum penuh harapan.

Desa Kendayakan: Jejak Solidaritas di Balik Keterbatasan

Cerita ini juga mencerminkan solidaritas di Desa Kendayakan yang menjadi perekat bagi masyarakatnya. Meskipun hidup dalam keterbatasan, tetangga-tetangga setempat terus berupaya memberikan dukungan dan bantuan.

Sebuah Panggilan untuk Perhatian Lebih dan Bantuan Bersama

Kisah Ibu Mamah dan cucunya adalah suara yang memerlukan perhatian lebih. Artikel ini diakhiri dengan sebuah panggilan untuk membantu sesama, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan mendukung mereka yang hidup dalam kondisi sulit. Melalui kisah ini, kita diingatkan akan kekuatan, keberanian, dan kepedulian yang bisa membawa perubahan di tengah kesulitan hidup. (Wd)

Tags: Kemiskinan
Advertisement

Post Terkait

Cikande Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Serang, Volume Capai 100 Kubik per Hari
Serang

Cikande Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Serang, Volume Capai 100 Kubik per Hari

1 Juli 2025
Abidin Nasyar Resmi Pimpin Pergunu Banten, Siap Dongkrak Pendidikan Berkualitas
Serang

Abidin Nasyar Resmi Pimpin Pergunu Banten, Siap Dongkrak Pendidikan Berkualitas

29 Juni 2025
Polres Serang dan PT IKPP Hadirkan Sarana Air Bersih untuk Warga Kragilan
Serang

Polres Serang dan PT IKPP Hadirkan Sarana Air Bersih untuk Warga Kragilan

29 Juni 2025
Ketua Fraksi Gerindra Soroti Minimnya Perhatian PUPR Terhadap Irigasi Pertanian di Serang
Serang

Ketua Fraksi Gerindra Soroti Minimnya Perhatian PUPR Terhadap Irigasi Pertanian di Serang

29 Juni 2025
Pemkab Serang Dorong Desa Kelola Sampah Mandiri Lewat Dana Desa
Serang

Pemkab Serang Dorong Desa Kelola Sampah Mandiri Lewat Dana Desa

25 Juni 2025
Potret Seorang Menteri dan Peci yang Tak Pernah Tertinggal
Nasional

Potret Seorang Menteri dan Peci yang Tak Pernah Tertinggal

24 Juni 2025
Leave Comment

Berita Populer

  • Antara Tradisi dan Modernitas: Ceramah KH. Syaiful Karim dalam Perspektif Tasawuf

    Antara Tradisi dan Modernitas: Ceramah KH. Syaiful Karim dalam Perspektif Tasawuf

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Seorang Menteri dan Peci yang Tak Pernah Tertinggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratu Rachmatu Zakiah: Keturunan Ulama Besar, Siap Pimpin Kabupaten Serang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perusahaan vs Ormas dan LSM, Guncang Stabilitas Perekonomian di Kawasan Industri Serang Timur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SK Khaeroni Sebagai Ketua DKM Ats Tsauroh Tuai Protes Peserta Seleksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Akun Sosial Media Kami

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

© 2024 WaddeDaily - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Daerah
    • Serang
    • Cilegon
    • Lebak
    • Pandeglang
    • Tangerang Raya
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Kuliner

© 2024 WaddeDaily - All Rights Reserved.