Selasa, 1 Juli 2025 | 13:28:40
Waddedaily.com
Advertisement
ADVERTISEMENT
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Daerah
    • Serang
    • Cilegon
    • Lebak
    • Pandeglang
    • Tangerang Raya
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Kuliner
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Daerah
    • Serang
    • Cilegon
    • Lebak
    • Pandeglang
    • Tangerang Raya
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Kuliner
No Result
View All Result
Waddedaily.com
No Result
View All Result

Kisah Keluarga Buruh Serabutan yang Terabaikan, Tinggal di Sebuah Penampungan Air

admin by admin
23 Desember 2024
in Reportase, Serang
Kisah Keluarga Buruh Serabutan yang Terabaikan, Tinggal di Sebuah Penampungan Air
Bagikan ke :

Waddedaily.com | Di ujung Desa Mandaya, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, sebuah pemandangan pilu menggambarkan potret kemiskinan yang membekas di hati siapa pun yang menyaksikannya.

Di tempat yang semestinya menjadi penampungan air bersih, kini hidup sebuah keluarga kecil yang bertahan di tengah himpitan ekonomi dan derita pasca bencana.

Baca Juga

Cikande Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Serang, Volume Capai 100 Kubik per Hari

Abidin Nasyar Resmi Pimpin Pergunu Banten, Siap Dongkrak Pendidikan Berkualitas

Polres Serang dan PT IKPP Hadirkan Sarana Air Bersih untuk Warga Kragilan

Romli, seorang buruh serabutan yang tak pernah mengenal kemewahan, menjadi kepala keluarga di tempat yang tak layak disebut rumah.

Bersama istri dan keempat anaknya, ia terpaksa tinggal di dalam Torn Pamsimas, sebuah ruang sempit dan gelap yang dulunya dirancang untuk menampung air, bukan manusia.

Menurut Romli kondisi ini bermula dari musibah angin kencang yang meluluhlantakkan rumah mereka sekitar sembilan bulan lalu. “Kami tidak punya pilihan, kami sudah tinggal 9 bulan disini”. Ujar Romli dengan suara lirih.

Mata lelaki itu menyiratkan kelelahan, bukan hanya dari pekerjaan serabutan yang dijalaninya, tetapi juga dari beban hidup yang kian berat. “Kalau saja saya punya cukup uang, saya tidak akan membiarkan anak-anak saya tinggal di sini.”

Hidup di Torn Pamsimas tak hanya membuat mereka kehilangan kenyamanan, tetapi juga martabat sebagai manusia. Dingin menusuk di malam hari, panas yang menyengat di siang bolong, serta sempitnya ruang untuk bergerak menjadi bagian dari keseharian yang harus mereka hadapi.

Sebagai buruh serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu, tidak jarang Romli dan istrinya hanya mengandalkan bantuan dari para tangan dermawan untuk kebutuhan sehari-hari.

“Kadang ada yang lewat dan memberi makanan. Kalau tidak, kami harus menahan lapar,” katanya sambil menatap kosong ke arah luar torn.

Kepala Desa: “Kami Sudah Berupaya, tapi Belum Ada Realisasi”

Rohyani, Kepala Desa Mandaya, mengungkapkan bahwa dirinya telah mengajukan bantuan kepada pihak kecamatan dan pemerintah daerah untuk memperbaiki 20 rumah tidak layak huni di desanya, termasuk milik Romli. Namun, hingga kini, usaha tersebut belum membuahkan hasil.

“Kami sudah mengirimkan proposal sejak beberapa bulan lalu. Bahkan, saya sudah beberapa kali mengingatkan pihak kecamatan. Tapi, sampai sekarang, belum ada tanda-tanda bantuan akan turun,” kata Rohyani saat ditemui di balai desa.

Menurutnya, keluarga seperti Romli bukan satu-satunya yang menghadapi situasi serupa. Beberapa warga lainnya juga terpaksa tinggal di tempat yang tidak layak, mulai dari gubuk reot hingga bangunan bekas yang nyaris roboh.

Namun, kondisi keluarga Romli yang tinggal di dalam Torn Pamsimas adalah gambaran paling ekstrem dari kemiskinan yang melanda Desa Mandaya.

“Kami di tingkat desa hanya bisa berharap. Kami tidak punya dana yang cukup untuk membantu mereka langsung,” tambah Rohyani.

Kisah Romli menjadi cerita kemiskinan yang tak terdengar

Kisah Romli adalah salah satu dari sekian banyak cerita kemiskinan di pelosok negeri yang seolah tak terdengar.

Kabupaten Serang, meski telah berupaya membangun infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, masih menyisakan jejak ketimpangan sosial yang mencolok.

Ironisnya, program Pamsimas yang seharusnya menjadi simbol akses air bersih bagi masyarakat pedesaan kini berubah menjadi tempat tinggal bagi mereka yang tak punya apa-apa.

Tragedi ini adalah refleksi nyata dari ketidakadilan sosial dan ketidakhadiran negara di tengah warganya yang paling membutuhkan.

Tags: Potret kemiskinanRomli warga miskinTinggal ditorn pamsimas
Advertisement

Post Terkait

Cikande Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Serang, Volume Capai 100 Kubik per Hari
Serang

Cikande Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Serang, Volume Capai 100 Kubik per Hari

1 Juli 2025
Abidin Nasyar Resmi Pimpin Pergunu Banten, Siap Dongkrak Pendidikan Berkualitas
Serang

Abidin Nasyar Resmi Pimpin Pergunu Banten, Siap Dongkrak Pendidikan Berkualitas

29 Juni 2025
Polres Serang dan PT IKPP Hadirkan Sarana Air Bersih untuk Warga Kragilan
Serang

Polres Serang dan PT IKPP Hadirkan Sarana Air Bersih untuk Warga Kragilan

29 Juni 2025
Ketua Fraksi Gerindra Soroti Minimnya Perhatian PUPR Terhadap Irigasi Pertanian di Serang
Serang

Ketua Fraksi Gerindra Soroti Minimnya Perhatian PUPR Terhadap Irigasi Pertanian di Serang

29 Juni 2025
Pemkab Serang Dorong Desa Kelola Sampah Mandiri Lewat Dana Desa
Serang

Pemkab Serang Dorong Desa Kelola Sampah Mandiri Lewat Dana Desa

25 Juni 2025
Potret Seorang Menteri dan Peci yang Tak Pernah Tertinggal
Nasional

Potret Seorang Menteri dan Peci yang Tak Pernah Tertinggal

24 Juni 2025
Leave Comment

Berita Populer

  • Antara Tradisi dan Modernitas: Ceramah KH. Syaiful Karim dalam Perspektif Tasawuf

    Antara Tradisi dan Modernitas: Ceramah KH. Syaiful Karim dalam Perspektif Tasawuf

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Seorang Menteri dan Peci yang Tak Pernah Tertinggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratu Rachmatu Zakiah: Keturunan Ulama Besar, Siap Pimpin Kabupaten Serang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perusahaan vs Ormas dan LSM, Guncang Stabilitas Perekonomian di Kawasan Industri Serang Timur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SK Khaeroni Sebagai Ketua DKM Ats Tsauroh Tuai Protes Peserta Seleksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Akun Sosial Media Kami

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

© 2024 WaddeDaily - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Daerah
    • Serang
    • Cilegon
    • Lebak
    • Pandeglang
    • Tangerang Raya
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Kuliner

© 2024 WaddeDaily - All Rights Reserved.