Waddedaily.com | Pagi yang cerah tampak menyinari lahan kosong seluas 7 hektar di Desa Ranca Sumur, Kabupaten Serang. Di sinilah Abidin Nasyar, mantan Ketua KPU Kabupaten Serang, memulai babak baru dalam hidupnya usai purna bakti.
Setelah sekian lama berkecimpung dalam dunia politik dan pemerintahan, Abidin memutuskan untuk mengabdikan diri pada tanah dan pertanian. Ia memilih menanam jagung di lahan yang dulunya tak tergarap ini.
“Setelah purna bakti, saya ingin memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat. Pertanian adalah cara yang tepat karena kita bisa langsung melihat hasil kerja keras kita,” ujar Abidin Nasyar.
Selama hampir satu tahun menggeluti profesi ini, Abidin tidak sendiri, ia didampingi oleh adik kandungnya, Ahmad Wahyudin Nasyar, yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Ranca Sumur.
Ahmad Wahyu, sebenarnya adalah pemilik asli dari lahan ini, ia mempercayakan pengelolaan kepada sang kakak karena kesibukannya dalam menjalankan tugas-tugas desa.
Kolaborasi dua bersaudara ini tak hanya memperlihatkan kekompakan mereka, tetapi juga semangat untuk mengembangkan potensi desa.
“Saya percaya, bersama-sama kita bisa membawa perubahan positif bagi desa ini,” kata Ahmad Wahyudin Nasyar.

Lahan jagung ini kini memasuki masa tanam ketiga. Bibit jagung seberat 5 ton ditabur oleh petani dengan menggunakan alat pertanian semi modern yang dimilikinya.
Di tengah hamparan kebun, terdapat dua saung berbahan bambu yang berdiri kokoh. Saung berbahan dasar bambu ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat berteduh, tetapi juga sebagai pusat koordinasi dan istirahat bagi para petani.
Dalam setiap harinya, lebih dari 40 petani asal desa Ranca Sumur datang ke sini untuk bekerja. Seperti biasa, sebelum memulai aktivitas pertanian. Mereka mengawali paginya dengan suguhan kopi hitam yang dipadukan dengan goreng singkong.

Keputusan Abidin untuk terjun ke dunia pertanian ini tidak hanya membawa keuntungan ekonomi secara pribadi. Karena hampir dapat dipastikan, ke 40 orang petani yang diberdayakannya juga turut mengalami hal serupa. Beberapa diantaranya adalah Marhadi dan Madun.
Marhadi, yang dulu bekerja di ladang di Lampung, kini merasa beruntung karena bisa bekerja lebih dekat dengan rumahnya di Ranca Sumur. “Dulu, saya harus merantau jauh dari keluarga. Sekarang, saya bisa pulang setiap hari dan tetap mendapatkan penghasilan yang cukup,” ujarnya sambil tersenyum.
Sementara Madun memiliki kisah yang berbeda. Sebelumnya, ia merupakan seorang penggembala kerbau. Namun, setelah kerbaunya hilang digondol maling, ia tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan. “Kehilangan kerbau membuat saya nganggur. Tapi, setelah ditawari Pak Abidin saya sangat bersyukur,” kata Madun.

Hasil panen jagung yang melimpah dari kebun Abidin dijual ke pabrik-pabrik di sekitar kecamatan Cikande, Kopo, dan Jawilan. Maklum, daerah ini merupakan salah satu daerah surganya industri pakan sehingga tidak terlalu sulit untuk memasarkan hasil pertaniannya.
Kekompakan dua bersaudara ini menjadi teladan bagi banyak orang di Desa Ranca Sumur, menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan tekad, tantangan apapun bisa dihadapi.

Abidin Nasyar dan Ahmad Wahyudin Nasyar tidak hanya mengelola lahan jagung, mereka membangun masa depan yang lebih cerah bagi komunitas mereka.
Kekompakan dan dedikasi mereka menjadi bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang diambil dengan hati dan semangat yang tulus.
Terlebih, Ahmad Wahyudin Nasyar, meskipun sibuk dengan tugas-tugasnya di desa, ia selalu menyempatkan diri untuk turun ke ladang dan memberikan dukungan kepada para petani. Hal ini dipahami karena selain berdampak pada keluarganya, tetapi juga pada masyarakat desa yang ia pimpin.